Berawal dari
kecintaan orang tuanya untuk menetap di Indonesia, wanita blasteran
Amerika-Filipina ini akhirnya menetap di Indonesia. Suzy Bittner namanya. Memiliki
kesibukan menari di salah satu sanggar di Jakarta, ia pun memiliki waktu
bersantai yang terbilang minim. Sebagian besar hari-harinya diisi dengan
latihan dan latihan. Berprofesi sebagai penari profesional tak membuatnya
lantas berheti belajar untuk terus mengembangkan bakatnya ini. Saat ditanyakan
tentang seberapa penting ia memanfaatkan waktu luangnya yang minim tersebut ia
pun menjawab :
“Right, mmm,
leisure time is something that most people think of it as an extra. Like they
can fit in if they have time. But actually, leisure time is necessary for
everyone because if we don’t have that to release, then bam bam bam all the
time, we won’t have time to relax, maybe unfocus, which is is not good. Leisure
time could lead us to get inspirations, different possibilities, or maybe
meeting new people. So, basically, leisure time is something that is very
necessary and we shouldn’t neglect or else we will just cut out with life and
not enjoyed it.”
Ya, semua orang
memang butuh waktu luang. Bersantai, beristirahat, dan menengkan pikiran mampu
mendorong pemikiran atau ide-ide baru yang tidak didapatkan seseorang kala
terlalu sibuk dengan kehidupannya. Ketika sedang tidak berpergian ia lebih
sering menghabiskan waktunya dengan internet dan social media, baik itu
Facebook ataupun Twitter. Menurut Suzy keberadaan media-media tersebut
sangatlah penting karena mambantunya mengetahui banyak hal terlebih lagi
keberadaan daripada studio tari tempat ia belajar sekarang ini juga
diketahuinya melalui internet.
Sehari-harinya
Suzy menggunakan sepeda untuk berpergian di tengah Jakarta yang terbilang
panas. Wanita 21 tahun ini memang memiliki kepribadian yang sangat aktif. Untuk
itu sesekali ia mengisi waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang juga
interaktif. Lasertag dan futsal adalah permainan yang paling ia sukai.
“Let’s see, mmm,
lasertag, for me because I’m a really active person, spend time with my friends
playing that just something that I like very much. It’s at kemang right in
front of kemang food fest. Mmm, but actually there’s a lot of things that I
like to do but I haven’t done it in so long because I just never have time. But
before I really like to play futsal but you don’t spend a lot in futsal because
we split the bill among the players,” tuturnya bersemangat.
Tak hanya
bermain, untuk beberapa occasion ia juga tutur merayakannya di sejumlah tempat.
Hacienda dan Pepenero adalah duo italian restaurant favorit nya ketika pergi
bersama keluarganya.
Penari tomboy
satu ini terbilang efisien dalam mengelola uangnya, dan untuk itu ia sangat
menghargai value of money untuk setiap aktifitasnya. Berbelanja adalah salah
satu hal yang tidak ia sukai. tak hanya karena pribadinya yang memang tak gemar
berbelanja seperti wanita pada umumnya, menurutnya berbelanja juga merupakan
cerminan perilaku boros. Tak berbelanja
tidak membuat wanita satu ini tidak mengunjungi mall sebagai salah satu tempat
hiburannya.
“On the
weekdays? Mmm, hanging out most frequently would be justat the mall. Because it’s the closest place to the studio,
the place that I most currently spend my time,” jawabnya terkait tempat
hangout-nya.
Suzy seringkali
pergi ke mall untuk makan atau menonton bioskop dengan teman-temannya.
Menurutnya ambience daripada mall itu menyenangkan dan asik untuk dijadikan
tempat bersantainya untuk duduk-duduk dan bercengkrama dengan teman-teman.
Bakmi Gajah Mada dan Solaria adalah restaurant yang seringkali ia kunjungi.
Walaupun terbilang concern terhadap kualitas dan harga, ketika dengan
teman-teman, menurutnya kualitas daripada makanan tidaklah begitu penting.
Makanan adalah poin ke dua dimana yang utama ialah suasana yang mendukung quality
timenya.
“Normally,
ambience. Yea, because we don’t really go there to eat. We just want to have a
good time for us to sit down and talk. And so, first the food is not really
important. It’s just the time for us to be spend together,” katanya
menjelaskan.
Sama halnya
dengan makan-makan, ketika ia menonton di bioskop juga memiliki sudut pandang
yang serupa. Selama harga itu sesuai dengan kualitas kenyamanan yang
ditawarkan, maka ia akan dengan senang hati datang ke bioskop tersbeut.
“I don’t know,
on top of my head, like for watch a movies, even though there’s a place that
offer two condition and the one little bit pricey but as long as its more
comfortable, it’s okay, in reference go with my friends it’s okay since we’re
going to enjoyed it more together. Not to mention, location also being
important for me,” tuturnya.
Wanita yang
telah 15 tahun menetap di Jakarta, Indonesia ini memang telah terbiasa dengan
keadaan kota yang padat penduduk ini. Pasalnya dibalik kesehariannya di Jakarta
ada dua hal yang ia eluhkan. Pertama, ia merasa bahwa Jakarta kurang memiliki
sistem infrastruktur yang baik. Mulai dari kemacetan yang tak kunjung terbenahi
sampai dengan kepengurusan visa yang terlalu rumit. Kedua ialah fasilitas serta
pelayanan yang tidak maksimal. Sharon dan keluarganya sempat beberapa kali
makan di restaurat dan harus menunggu untuk sepiring makanan selama satu jam.
Hal lainnya ialah ketika menonton di bioskop dan di tengah film tersebut sempat
mati selama beberapa detik. Untuk fasilitas yang dieluhkan ialah bagaimana
terdapat banyak sekali tempat umum yang tidak dijaga kebersihannya. Di samping
itu Jakarta juga diharapkan memiliki kualitas ruang publik yang baik, seperti
pantai, kolam renang, dan taman kota. Hal ini jelas menunjukan adanya concern
akan kepuasan konsumen dan penting adanya untuk membenahi semua hal tersebut
sehingga Jakarta bisa menjadi lebih menarik.
“It’s not there
yet because dance it’s not much recognized here in Indonesia and as a very
central part of education. I think it really should be. Normally from dancers on the dance community.
So, if you’re not onthe dance communities you would never heard about it.
They’ll just spread through your friends really,” jawabnya.
Di ujung
perbincangan itu ia mengatakan harapan terbesarknya terhadap Jakarta. Ia
menuturkan keinginannya supaya Jakarta dapat lebih mewadahi hobi-hobi yang ada,
terutama hobi menarinya. Sekarang ini sejumlah lomba pergelaran tari sudah
mulai banyak digelar. Suzy mengatakan bahwa ia berharap semoga semuanya terus
berkembang menjadi lebih banyak lagi. Apabila Jakarta berhasil mengembangkan
dan mewadahi segala bentuk hobi masyarakat, maka sarana hiburan yang ada akan
semakin meningkat. Orang-orang dapat menikmati penampilan-penampilan yang lebih
berkualitas dan hal tersebut juga dapat menjadi daya tarik lebih untuk manca
negara.
0 comments:
Post a Comment