Pusat Peragaan Iptek

Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PPIPTEK) adalah salah satu museum interaktif yang terdapat di bilangan Jakarta Timur tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah. Di dalam museum ini terdapat lebih dari 400 alat peraga dan lain daripada museum lainnya, semua alat peraga tersebut seluruhnya dapat dimainkan oleh pengunjung.

“Untuk museum IPTEK sendiri berbeda dengan museum di TMII atau di daerah yang lain, dimana  kita itu berbasis interaktif.  Biasanya di museum hanya bisa mencatat dan justru harus menjaga benda-benda yang didisplay. Jadi konsepnya hanya boleh melihat saja, sedangkan di museum peragaan IPTEK , kita berbentuk alat peraga berbasis edukasi. Di sini isinya pelajaran-pelajaran di sekolah seperti SAINS; IPA, Biologi, Kimia, dan Fisika. Alat peraga di sini, semuanya bisa dimainkan tanpa khawatir ada kerusakan,” tutur mbak Fitri selaku customer service PPIPTEK.

Berbagai peralatan yang ada membuat pihak museum menyesuaikan penataannya  berdasarkan jenis wahana. Sampai kini PPIPTEK telah memiliki sekitar 18 wahana yang mengajak masyarakat untuk belajar dengan lebih menyenangkan. Wahana transportasi udara misalnya, memiliki sebuah Simulasi Pesawat Aeromodeling dimana pengunjung dapat mencoba mengendalikan model pesawat secara virtual. Ada lagi wahana matematika yang memilliki Sepeda Poligon yang dapat dikendarai sambil belajar untuk mempelajari bentuk geometri, angka, dan hitung. Belajar yang tadinya rumit dan membosankan, kini menjadi lebih mudah dan seru.


Alat peraga yang sedemikian banyakna  mungkin membuat Anda bertanya-tanya tentang bagaimana mengoperasikannya. Anda tidak perlu khawatir, di setiap alat selalu ditempelkan sebuah kertas instruksi mengenai cara penggunaan daripada alat tersebut dan setiap wahana yang ada juga dijaga oleh seorang staff yang handal dan siap sedia untuk membantu menggunakan peralatan yang ada.

Berlandaskan keinginan untuk mewujudkan konsep belajar yang menyenangkan, museum ini pun digarap sedemikian rupa untuk akhirnya dapat memfasilitasi para pelajar Jakarta. Siapa yang menyangka ternyata antusiasme masyarakat pun tak hanya terpusat di Jakarta. Berbagai sekolah-sekolah di luar kota pun berdatangan ke PPIPTEK. Mulai dari tingkat Kelompok Bermain sampai dengan Universitas semuanya berdatangan ke museum ini guna melihat secara nyata bagaimana konsep-konsep sains yag ada diimplementasikan.

“kalo weekdays kita lebih banyak unjungan karyawisata sekolah, sedangkan kalo weekend lebih banyak keluarga," jawab wanita berkerudung tersebut.

Mau mampir ke museum ini tidaklah perlu menarik kocek terlalu dalam. Hanya dengan Rp 16.500 saja Anda bisa masuk dan bermain dengan seluruh alat peraga yang ada di dalamnya dan ada pula pprogram-program reguler yang dapat diambil jika Anda berniat untuk melakukan karyawisata sekolah. Pengamatan matahari, penemu cilik, atau pemutaran film ilmiah adalah sejmlah kegiatan yang dapat diilih sebagai program tambahan Anda.

Tak hanya memiliki program kunjungan, museum yang didirikan sejak 1991 ini juga seringkali menggelar perlombaan antar pelajar. Kontes robot dan poster sains nasional misalnya, keduanya baru diselenggarakan pada bulan Agustus-September lalu. Jangan khawatir kalau belum sempat bergabung. Rangkaian kompetisi ini adalah acara tahunan yang kerap kali diadakan oleh pihak museum.

Guna mengembangkan PPIPTEK menjadi Museum yang lebih baik sejumlah kerjasama dengan berbagai asosiasi pun dilakukan. Salah satu diantaranya ialah melakukan kerjasama dengan ASCI (Asosiasi Science Centre Indonesia) dan ASCA (Asosiasi Sciene Centre ASEAN). Bersama dengan Asosiasi ini PPIPTEK mencoba melakukan ekspansi penyebaran Science Centre di Indonesia dan juga sesekali melakukan studi banding dengan berbagai Museum Mancanegara.

 “Jadi kalo di sini setiap tahun pasti rutin ada salah seorang staff kita yang di kirim untuk studi banding dengan museum mancanegara. Misalnya kemarin itu ke Tokyo, Museum Miraikan. Orang-orang dari negara lainnya misalnya Singapore atau Taiwan juga berkumpul di Miraikan dan dia disana sebagai tuan rumah akan menjelaskan dan berbagi ide dengan berbagai museum yang bergabung di science centre ASEAN,” cerita mbak Fitri bersemangat.

Terbukti kalau museum yang seringkali dipandang sebelah mata ternyata telah jauh lebih berkembang. Inovasi tak tanggung-tanggung dengan kolaborasi internasionalpun digalangkan guna menciptakan sebuah wadah ilmu dan budaya untuk masyarakat Indonesia. Jadi, percaya kan museum Indonesia tak kalah bagus dengan museum internasional?












Fitri -Customer Service PPIPTEK

0 comments:

Post a Comment

 

MEET MY PEOPLE